Religius

1.) AYAT-AYAT RUQYAH & PETUNJUKNYA

Defini Ruqyah

Makna ruqyah secara terminologi adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang, kesurupan, dan yang lainnya. (Lihat An-Nihayah fi Gharibil Hadits karya Ibnul Atsir rahimahullahu 3/254)
Secara terminologi, ruqyah terkadang disebut pula dengan ‘azimah. Al-Fairuz Abadi berkata: “Yang dimaksud ‘azimah-‘azimah adalah ruqyah-ruqyah. Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.” (Lihat Al-Qamus Al-Muhith pada materi).
Adapun makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mencegah atau mengangkat bala/penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah. (Lihat transkrip ceramah Asy-Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-Syaikh yang berjudul Ar-Ruqa wa Ahkamuha oleh Salim Al-Jaza`iri, hal. 4)
Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Ibid, hal. 5)
(Sumber asysyariah)
Caranya:
Dengarkan MP3 RUQYAH SYARIAH hingga tamat menggunakan HEADPHONE dengan volume yang kuat.
Pejamkan mata dan jangan ikut bacaan ayat-ayat ini baik dimulut atau dihati.
Perhatikan setelah selesai :
  • denyutan jantung makin kencang
  • badan bertek kencang
  • ada benda bergerak-gerak bawah kulit
  • mengantuk/menguap
  • batuk
  • gelisah
  • panas di tengkuk
Jika ada mengalami kejadian di atas, kemungkinan besar ada jin yg menghuni tubuh anda. RUQYAH MP3 amat bagus diperdengarkan 3 kali sehari bagi mereka yg mengalami gangguan jin, karena fadhilat ayat-ayat tersebut amat mustajab bagi mengusir jin-jin jahat/sihir serta memagar diri kita.
Selain itu Orang yang sakit boleh juga baca banyak-banyak baca dalam hati tak ditentukan masa dan tempat zikir ‘THO HA’ (Surah Taha, ayat 1)
Kesannya selepas baca zikir itu adalah kita akan sendawa… Kira-kira jin-jin dalam badan itu sakit dan kepanasan..Dengan mendengar MP3 ruqyah ini, insya Allah mampu menyembuhkan penyakit, diantaranya:
  • Jiwa gelisah/khayalan
  • Pembatal Sihir
  • Pagar Rumah (Pengusir Jin & Syaitan)
  • Ketenangan Rumah tangga
  • Anak-anak menagis tengah malam
  • Penghambat kasih sayang antara anak/ibubapa
  • Pendarahan berpanjangan bagi wanita (istihadah)
  • Menguatkan ingatan dan hafalan dalam pembelajaran.
Cara Menggunakan MP3 Ruqyah:
  • Bagi kesehatan diri dan keluarga, putar mp3 ini didalam rumah atau tempat usaha 3 kali sehari atau putar dari malam sampai pagi (auto repeat).
  • Bagi penderita sakit gangguan jin, dilarang memutarnya di dalam kereta.
    Bagi anak-anak yang menangis diwaktu malam, anda perlu memutarnya dengan keras, insyaAllah jin/syaitan akan lari dari mengganggu anak-anak anda.
  • Untuk  histeria, sihir, dan lambat jodoh, sediakan 3 botol besar air mineral,buka penutupnya dan putar mp3 ruqyah ini 3 round sebelah air tadi (kira-kira 1jam 20minit). Air tadi dibuat minum seteguk untuk 3x sehari dan lakukan hari berikutnya sehingga air tadi habis.Tiap-tiap lepas sholat perlu baca Ayat qursy 3 kali dan al insyirah 3 kali secara istiqomah. Kemudian malam besoknya, mp3 ruqyah ini hendaklah diputar dari malam sampai pagi selama sebulan.
  • Bagi memulihkan rumah/tempat usaha yang bermasalah,cuma putar 3 kali sehari untuk 3 hari berturut-turut.
  • Jika kita sering mengalami masalah malas dan badan terasa berat, perdengarkan mp3 ruqyah ini 3 kali sehari, insyaAllah kita akan rajin dan kembali bersemangat.
*BAGI UNTUK MENDAPATKAN KESEMBUHAN YANG MAKSIMUM BILA MENDENGARKAN MP3 RUQYAH INI, SILAHKAN PEJAMKAN MATA DAN DENGARKAN HINGGA TAMAT TANPA MENGIKUTI BACAANNYA DIMULUT ATAUPUN DIHATI*
No & Nama Urutan Surah:
1 Al-Fatihah 1 Seluruhnya
2 Al-Baqarah 1 1-5
3 Al-Baqarah 1 102
4 Al-Baqarah 2 163-164
5 Al-Baqarah (Ayatul Kursi) 3 255
6 Al-Baqarah 3 285-286
7 Ali-Imran 3 18-19
8 Al-’Araf 8 54-56
9 Al-’Araf 9 117-122
10 Yunus 11 81-82
11 Toha 16 69
12 Al-Mukminun 18 115-118
13 As-Soffaat 23 1-10
14 Al-Ahqaaf 26 29-32
15 Ar-Rahman 27 33-36
16 Al-Hasyr 28 21-24
17 Al-Jin 29 1-9
18 Al-Ikhlas 30 Seluruhnya
19 Al-Falaq 30 Seluruhnya
20 An-Naas 30 Seluruhnya
Hanya ALLAH yang bisa menyembuhkan segala penyakit kita dan manusia hanya bisa berusaha dan berdo’a untuk memohon kesembuhan kepada-NYA. Semoga ALLAH memberi kesembuhan pada kita semua. AMIN


Untuk Download MP3 Ruqyah bisa didownload dibawah ini:
syeikkh_sa_id_al-ghamidi:


 atau anda bisa dengar langsung
 syeikh sa_id al-ghamidi - ayat-ayat Ruqyah1(www.raasya.wordpress.com).mp3


2. Anak Kecil Menirukan Adzan

Seorang anak yang melihat ayahnya selalu berzikir dan bertahlil, bertahmid, dan bertasbih, maka dia pun akan mudah untuk mengucapkan: Laa ilaaha illalloh, Subhanallah, dan Allahu akbar
 
Begitu pula seorang anak yang dibiasakan untuk mengirim sedekah pada malam hari karena diutus oleh orangtuanya kepada fakir miskin secara rahasia, jelas akan berbeda dengan seorang anak yang disuruh oleh orangtuanya pada malam hari untuk membeli narkoba atau rokok.
Seorang anak yang selalu melihat ayahnya berpuasa senin dan kamis, ikut serta dalam shalat berjama’ah di masjid jelas akan berbeda dengan seorang ayah yang melihat ayahnya berada di tempat perjudian atau bioskop serta tempat-tempat hiburan yang lainnya.
Anda akan melihat seorang anak yang selalu mendengarkan suara adzan mengulang-ngulang lantunan adzan, dan Anda akan melihat seorang anak yang selalu mendengarkan lagu yang dilantunkan orangtuanya, melantunkannya pula.
Sungguh indah andaikata seorang ayah adalah pribadi yang slelu berbuat baik kepada kedua orangtuanya dengan berdo’a untuk mereka dan memohon ampunan kepada Allah bagi keduanya, selalu menanyakan keadaannya dan tenang berada bersama keduanya, selalu memenuhi kebutuhan keduanya dan memperbanyak berdo’a dengan ungkapan:
Robbigh firli waliwali dayya
“Ya Allah ampunilah aku dan kedua orangtuaku”
Dia akan selalu mengucapkan:
Robbbirhamhuma kama robbayani shoghiro
“Ya Allah, kasihanilah mereka berdua sebagaiaman mereka telah mendidikku diwaktu kecil”
Dia pun berziarah ke makam kedua orangtuanya, bersedekah untuk keduanya, menghubungkan kekerabatan dengan orang-orang yamg dekat dengan keduanya, juga memberi kepada orang-orang yang selalu diberi oleh keduanya.
Jika seorang anak melihat perangai orangtuanya yang sedemikain, maka dengan izin Allah anak itu akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Dia akan selalu memohon kepada Allah ampunan bagi kedua orangtuanya, dan sealu melakukn sesuatu yang biasa dilakukan oleh kedua orangtunya kepada kakek dan neneknya.
Seorang anak yang dididik shalat oleh orangtuanya jelas akan berbeda dengan seorang anak yang biasa diajarkan menonton film, musik atau sepak bola.
Sesungguhnya jika seoarang anak melihat kedua orangtuanya melakukan shalat malam dengan menangis karena takut kepada Allah juga dengan membaca alqur’an, niscaya dia akan berfikir kenapa ayahnya menangis? Kenapa dia melakuakn shalat? Dan kenapa dia meninggalkan tempat tidur yang empuk lagi hangat? Kenapa dia memilih air wudhu yang dingin ?!
Kenapa dia meninggalkan tempat tidurnya dengan memilih memohon kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap?
Semua pertanyaan ini akan selalu tertanam di dalam pikiran seorang anak dan selalu memikirkannya yang pada akhirnya si anak dengan izin Allah akan meniru apa saja yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Demikian pula anak perempuan yang melihat ibunya selalu berhijab dan menutup diri dari laki-laki lain, dia telah dihiasi dengan rasa malu dan sikap menjaga kehormatan, kesucian dirinya telah menjadikan dirinya mulia. Jika ibunya demikian niscaya anaknya juga akan belajar menanamkan rasa malu, menjaga kehormatan dan kesucian dari ibunya. Sedangkan anak perempuan yang melihat ibunya selalu berhias diri di depan setiap laki-laki, bersalaman, dan bercampur baur, tertawa dan tersenyum dengan laki-laki lain bahkan berdansa dengan mereka, maka anaknya pun akan belajar yang demikian itu darinya.
Maka bertakwalah kalian wahai para ibu dan ayah! Jagalah anak-anak kalian, dan jadilah kalian sebagai suri tauladan bagi mereka dnegna perangai yang baik dan tabiat yang mulia. Sebelum itu semua, jadilah kalian sebagai suri tauladan dengan memegang teguh agama Allah juga Nabi-Nya
http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/anak-anak-mengikuti-perbuatan-yang-dilakukan-orangtua.html
Semoga bermanfaat


Rasa Malu dan Rendah Hati 

Diposkan lukmanox 05/11/2010
 
Kita memperlihatkan adab pada Allah dalam dua cara: pertama, dengan menunjukkan haya, dan yang lainnya dengan memiliki dhul. Asal kata “haya” berkaitan dengan hidup. “Hay” berarti “kehidupan” dan “hayat” berarti hidup itu sendiri. Menurut hadits yang sudah dikenal oleh masyarakat, “Setiap agama mempunyai kualitas yang merupakan karakteristik dari agama tersebut, dan karakteristik agamaku adalah haya”. Haya sangatlah penting tidak hanya dalam kebudayaan umat Muslim tetapi juga dalam budaya-budaya yang lain seperti budaya Filipina. “Hayah” berarti rasa malu dalam bahasa Tagalog, hampir sama dengan bahasa Kristen Filipina dan juga orang Filipina lainnya. (Hal ini berasal dari pengaruh Umat Muslim karena umat Muslim memiliki pengaruh yang sangat kuat dan lama di Filipina sebelum bangsa Spanyol datang kesana).
Meskipun hal tersebut bukanlah yang akan dibahas, namun saat kita masih masa kanak-kanak dan dibesarkan dalam budaya ini, kita kemungkinan besar pernah mendengar kalimat, ”malu pada dirimu sendiri”. Dalam budaya Amerika modern, bagaimanapun juga, “malu” telah menjadi suatu kata yang buruk. Kita diberitahukan bahwa mempermalukan diri anak sendiri adalah suatu perbuatan yang buruk karena hal tersebut akan menyakiti kepribadian anak tersebut. Oleh karena itu, menurut pandangan mereka, apapun yang dilakukan oleh seorang anak kecil diperbolehkan, dan kita harus membuat mereka merasa nyaman untuk dirinya sendiri, terlepas dari apapun yang dia lakukan. Bila dia menoreh tenggorokan adiknya sendiri dengan pisau, maka mereka akan berkata, “ya, mereka sedang menjalani masa kanak-kanak, jadi kita harus memberikan mereka ruang untuk melakukan apapun yang mereka inginkan”. Ini adalah suatu budaya yang ekstrim yang mereka lakukan.

Para ahli antropologis telah membagi budaya tradisional kedalam budaya malu dan bersalah, dimana rasa bersalah adalah mekanisme dalam batin dan rasa malu adalah mekanisme diluar batin. Kata “bersalah” berasal dari bahasa Jerman yang berkaitan dengan hutang. Ketika kita mempunyai hutang, kita akan merasa mempunyai kewajiban untuk membayar kepada orang yang kita hutangi. Inti dari rasa bersalah adalah bila kita melakukan suatu yang salah, ada suatu rasa dalam batin kita yang menyebabkan kita merasa bersalah atas tindakan kita dan oleh karena itu kita ingin merasa bebas dari rasa bersalah itu dengan memperbaiki perbuatan salah kita.

Budaya kuno tidak berdasarkan atas budaya rasa bersalah tetapi budaya rasa malu. Bagi mereka, alasan kita memperbaiki perbuatan salah kita adalah karena tidak suka dipermalukan oleh orang lain dan tidak ingin mendengar orang lain berbicara, ”Kenapa kamu tega?”, “Tega sekali kamu!”, atau “Malulah pada dirimu sendiri!”. Terlebih lagi, kita tidak mau membawa malu pada keluarga kita, bangsa, dan lainnya karena tindakan kita yang salah. Ketika budaya ini sudah hampir hilang dan tidak dihormati, Islam tidak hanya menghormati konsep merasa malu atas perbuatan salah kita, Islam juga membawa kita pada tahapan yang lebih lanjut dengan memerintahkan kita untuk memiliki rasa malu sebelum Allah dan dunia ghaib. Oleh karena itu, kita harus selalu sadar bahwa meskipun tidak ada orang yang dapat selalu melihat perbuatan kita, tetapi Allah dan para MalaikatNya selalu mengawasi kita, jadi kita harus merasa malu atas segala perbuatan kita. Oleh sebab itu, umat Muslim memiliki budaya berdasarkan rasa malu. Meskipun demikian, rasa malu itu berada diluar budaya memiliki rasa malu terhadap orang-orang yang tua atau orang tua seseorang dan membawanya pada tahapan lain dimana rasa malu itu berubah proses yang tidak sama dengan rasa bersalah.
“Haya”berarti memiliki rasa malu terhadap Allah dan seorang penulis puisi mengatakan bahwa hal tersebut adalah bagian dari adab yang benar dengan Allah. Oleh karena itu, bila kalian ingin mempunyai adab yang benar terhadap Allah, kalian harus menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kalian sehingga dengan demikian kalian akan selalu merasa malu bila melakukan sesuatu yang tidak membuatNya senang. Hal ini sama dengan mereka yang tidak ingin bersikap buruk terhadap orang tua mereka karena orang tua mereka adalah wasilah mereka dapat hadir di dunia ini. Orang tua mereka mendukung mereka; sang ibu memandikan mereka saat mereka kecil dan menghabiskan malam-malamnya terbangun untuk menjaga mereka. Dengan memiliki kesadaran ini terhadap orang tua, maka anak-anak mereka menghormati mereka.

Sebagai tambahan dalam haya, Syaikh Muhammad Maulud berkata untuk kita mempunyai dhul. Orang yangdhalil adalah mereka yang selalu rendah hari dan sederhana. Meskipun hal ini oleh sbagian orang terlihat sebagai kualitas yang kurang baik saat bersosialisasi dengan sesama manusia, tetapi hal tersebut adalah kualitas yang mulia dimata Allah. Al-Qur’an menyebutkan bahwa orang yang mendatangkan amarah Allah akan mendapatkan hujaman dhul dari Allah. Syaikh Muhammad menyarankan untuk menjadi dhalildihadapan Allah. Al-Dhalil adalah seseorang seperti hamba yang selalu takut untuk melakukan apapun dihadapan tuannya, rasa malu yang teramat sangat dihadapan Allah.
Oleh karena itu, menurut Syaikh Muhammad, seorang yang memiliki adab adalah seseorang yang mempunyai haya dan dhul. Terlebih lagi, dia juga mengatakan bahwa haya dan dhul ini tidak hanya dirasakan oelh kalian tetapi juga kalian merasa sedih dan malu dihadapan Allah. Kalian harus merasa bahwa kalian adalah munkasir. Kalian menjadi rendah dihadapan Allah saat kalian menyadari bahwa kalian menghadapNya dengan hanya membawa diri kalian dan perbuatan salah kalian. Saat kalian dengan serius telah menyadari apa saja yang telah Allah berikan kepada kalian dan apa telah kalian berikan kepada Allah sebagai balasannya, kalian akan benar-benar merasa sangat malu dan kalian akan merasa sangat rendah hati dihadapannya dengan rasa hormat yang tinggi kepada Allah, dan kemudian kalian baru akan menyadari kalian hanya dapat memohon padaNya untuk mengubah status kalian dihadapanNya.

Rendah hati disekitar kita

Tak dapat dipungkiri sifat dasar manusia jika memiliki kelebihan yaitu bangga akan kemampuannya,merasa hebat bahkan jika tak terkontrol oleh Agama bisa mengarah ke "kesombongan pribadi"

Tuhan memerintahkan kita pengikut-Nya untuk hidup dengan penuh kerendahan hati. Sebenarnya apakah kerendahan hati itu?
Pertama, kerendahan hati bukanlah sebuah sikap tubuh yang merendah-rendah. Di dalam banyak budaya, sikap merendahkan tubuh dianggap sebagai kerendahan hati. Sesungguhnya kerendahan hati bukanlah sikap tubuh melainkan sikap hati, yang tidak mementingkan diri, malah mengedepankan kepentingan orang lain. Marilah kita lihat dengan saksama ciri orang yang rendah hati sebagaimana diuraikan di Filipi 2:3 dengan cara mengkontraskannya dengan sikap orang yang tinggi hati, "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia . . . menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. "


















  • Orang yang tinggi hati akan mencari kepentingan diri sendiri, sedangkan orang yang rendah hati akan mencari kepentingan orang lain. Orang yang tinggi hati akan selalu berpikir, "Apa untungnya buat saya?" Dengan kata lain, orang yang tinggi hati sukar melakukan sesuatu murni untuk kepentingan orang lain. Sebaliknya, orang yang rendah hati bersedia berkorban melakukan sesuatu yang tidak berkaitan atau tidak memberi keuntungan bagi dirinya.

















































  • Orang yang tinggi hati akan mencari puji-pujian orang terhadap dirinya, sedangkan orang yang rendah hati tidak memikirkan hal ini. Sewaktu orang yang tinggi hati melakukan sesuatu, ia akan memikirkan efeknya-apakah hasil perbuatannya akan dihargai orang atau tidak. Dengan kata lain, jika ia beranggapan bahwa efek karyanya tidak akan mengundang pujian orang, ia tidak mau melakukannya. Tidak heran, orang yang tinggi hati cepat marah dan tersinggung, bila orang tidak memberi respons terhadap karyanya sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan melakukan segala sesuatu sebaik-baiknya, "dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. " (Kolose 3:23) Orang yang rendah hati melihat Tuhan sebagai "penonton" perbuatannya; ia tidak memusingkan orang. Fokus utamanya adalah mempersembahkan hasil karya hidupnya untuk Tuhan; jadi, terpenting baginya adalah membuat Tuhan senang. Kalau sampai orang memuji dirinya, itu adalah efek sampingan yang tidak dicarinya.

















































  • Orang yang tinggi hati akan menomorsatukan diri sedangkan orang yang rendah hati berupaya menomorduakan dirinya. Orang yang tinggi hati beranggapan bahwa ia lebih utama dan lebih baik dari orang lain. Itu sebabnya orang yang tinggi hati sering kali menuntut perlakuan khusus atau istimewa sebab ia beranggapan ia tidak sama dengan orang lain. Ia berharap orang akan membebaskannya dari kewajiban yang biasanya dituntut pada kebanyakan orang oleh karena baginya, ia bukanlah orang biasa. Sebaliknya, orang yang rendah hati tidak melihat dirinya sebagai orang yang istimewa dan selayaknya menerima perlakuan khusus. Ia akan menempatkan dirinya sejajar dengan yang lain, bahkan ia cepat menghargai sumbangsih orang. Dengan kata lain, orang yang rendah hati cepat melihat keistimewaan orang lain dan lambat melihat keistimewaan dirinya. Sudah tentu ini tidak berarti bahwa ia buta terhadap dirinya; tidak! Ia tahu siapa dirinya-kekuatan dan kelemahannya, namun baginya, tidaklah penting untuk menonjolkan kekuatannya. Baginya justru yang penting adalah bagaimana ia dapat menolong orang yang lain mengembangkan diri sehingga akan lebih banyak orang yang dapat melakukan apa yang baik bagi sesama dan Tuhan


































  • Kumpulan ceramah agama oleh :

     Klik DISINI >>>>"KH.Zainuddin MZ"

    Wassalam


    Lukmanul Hakim

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    komentar anda